Setelah 2 hari tinggal
di Samarinda, waktunya balik ke Balikpapan dengan sejuta rasa karena banyak
peristiwa dan cerita suka cita...Aku kembali dengan kesan dan pesan..Wuihh
daleemm...hehehhe...:P
Temen-temen yang
menyimak berita pasti sudah pada tau ciri khas dari Kota Samarinda. Bukan
makanan khasnya tapi yang khas dari kondisi alamnya. Sudah bukan jadi rahasia atau
hal asing lagi kalau Kota Samarinda di juluki sebagai kota Banjir. Banjir rezki
sudah pasti, karena kita tahu bahwa mayoritas penduduk Samarinda hidup dari
profesi sebagai pedagang , mulai alat dapur yang bau sampek yang tidak
bau..Pasti bingung nih temen2 ...Apaan tuh maksudnya bau sampek tidak bau...? Ya gitu deh...Intinya
hampir semua yang bisa dijual mereka jual gitu lo..Asal yang halal untuk dijual
aja ya..Ya iyalah jangan sampai mentang-mentang suka jualan, sendal di depan rumah tetangganya dijual juga..Lah gak halal tuh ya...ngaco bgt sih...hehehhe....Dan berdasarkan
cerita Bu Lek katanya orang Samarinda tuh seneng banget makan, makanya tidak
heran kalau sepanjang jalan Samarinda bederet-deret orang jual makanan.
Pokoknya selama kita mau tlaten aja, katanya sih mudah cari rezki di Samarinda
ini. Terbukti banyak orang yang sukses setelah merantau ke Kota ini.
Tapi sayang potensi
yang besar itu tidak diimbangi dengan sarana dan kondisi kota yang mamadai.
Banyak yang bilang kalau anggaran perbenahan kota Samarinda besar sekali
kucuran dananya. Tapi tidak hanya terlihat dari sepanjang jalan Samarinda yang
rusak dan tidak terawat, di Kebun Raya Samarindanya pun juga bernasib sama.
Pasti temen2 tidak asing dengan KRS (Kebun Raya SAmarinda), karena ini obyek wisata satwa satu-satunya
di Kaltim dan sering di publiaksi lewat media. Tapi ternyata tidak sebombastis
yang terexpose di media, waktu aku ke lokasi langsung taman satwa yang luas itu
tampak tidak lebih dari hutan yang tidak terawat. Sampah dimana-mana, bangunan
yang mulai usang, jalannya juga rusak, pokoknya jauh dari kata indah deh.
Walaupun begitu tapi aku coba enjoy aja menikmati suasana alam disana. Ini nih
sedikit gambar hewan-hewan penghuni KRS yang bisa aku dokumentasikan.
DAri tempat-wisata itu aja uda bisa kita nilai bagaimana kepedulian masyarakat dan Pemerintah Samarinda menyikapi kebersihan. Sampah yang tidak tertampung dengan bagus membuat Kota ini rawan banjir. Kalau tadi aku bilang banjir rezki tapi sayang predikat Banjir Di Samarinda tidak hanya berhenti di banjir rezki. Karena ternyata banjir dalam makna sebenarnya memanng juga benar2 terjadi di Samarinda. Kalau selama ini aku cuma bisa menyaksikan hehohnya banjir yang hampir selalu menggenang kota Samarinda setiap hujan, hari ini aku punya kesempatan untuk bisa menyaksikan langsung dengan mata kepalaku sendiri di TKP bagaimana banjir itu melanda kota Samarinda.
Mulai kemarin malam
Samarinda memang diguyur hujan deras, sampai pagi tadipun juga masih hujan. Jadi
waktu perjalanan pulang balik ke Balikpapan aku memang diiringi dengan gerimis.
Dan jadinya tadi aku sempat melewati kawasan banjir. Walaupun tidak menggeang
tinggi, tapi ini adalah banjir pertama yang aku alami dalam hidupku. orang2
yang sudah lama tinggal di Samrinda mungkin sudah biasa dengan kondidsi
banjir seperti itu. Karena hampir setiap
hari saat huja turun mau tidak mau banjir itu memang sudah jadi bagian dari
hidup mereka. Tidak ada kekhawatiran lagi buat mereka kalau datang banjir.
Bahkan banyak juga aku lihat anak2 kecil yang justru sepertinya bahagia dengan
datangnya banjir ini. Di pinggiran padatnya kendaraan yang berlalu lalang
menerobos keruhnya luapan air, aku lihat anak2 kecil itu malah asyik menjadikan
banjir itu sebagai kolam renang.
(foto banjir)
Melintasi kota Samarinda,
ada titik yang memang menarik untuk aku dokomentasikan. Suasananya memang pas
sekali sepertinya sesuai dengan image Kota Samarinda yang kita tau selama ini.
Tidak hanya air selokan yang meluap ke jalanan, sungai Mahakam yang laus itupun
tadi juga tampak hampir meluap. Airnya yang sedang pasang membuat Sungai Makakam
tampak penuh.
Semoga Allah tetap
membrikan perlindungan dan penjagaan terbaiknay sehingga sungai mahakam ini
tetap mendapat berkah dan tidak menjadi sumber bencana bagi penduduk Samarinda.
Amin
Selain kondisi alam
alam menegangkan dan membuatku agak menggelengaka kepala, ada datu obyek yang
tidak kalah membuatku geleng kepala. Bukan karena heran yang menyedihkan tapi
karena heran takjub. Bagaimana tidak takjub melihat kokohnya bangunan Islamic
Center yang menjulang tinggi di antara tingginya bangunangedung dan tingginya pasanganya
sungai mahakam di Kota Samarinda ini. Pertama kali melihat Masjid Islamic
center ini waktu perjalan berangkat menuju tempat tinggal saudaraku hari minggu
kemarin, aku memang sudah niat untuk masuk ke dalam Islamic center ini. Dan akhirnya
kesampean sudah keinginannku itu. Sebelum melanjutkan perjalan balik ke Balikpapan
tadi aku berkunjung dulu ke Masjid agung ini. Keindahan bangunan masjid sudah
tampak sekali sejak memasuki jalan menuju pelataran masjid. Pohondan bunga yang
tumbuh subur mengihijau menambah asri dan keelokan masjid.
Sebenernya aku ingin
mengambil foto tampila penuh masjid dari luar, tapi sayang karena saking gedenya
tuh masjid jadinya screan fotoku gak berhasil memenuhi targeetku. Maklumlah yaw
lawong motretnya pakek foto hape, jadi fokusnya terbatas..Coba ambil gambarnya
pakek kameranya pak photografer pasti bisa tuh. Tapi aku gak kurang akal,
karena saking pengennya kasih kenang2an buat temen2 semuanya, Ika ambil gambar
miniatur masjidnya aja biar temen bisa dapet gambaran bentuk menyeluruh masjid
Islamic Centernya.
Ika tau liat
miniaturnya aja pasti tidak se sip kalau liat bentuk aslinya ya. Nah untuk mengobati
penasaran temen2 semuanya Ika juga uda siapin bebrapa foto dari penggalan2 bagian2
bangunan masjid nih.
Islamic center ini
adalam masjid tertinggi di Kalimantan lo temen2. Arena masjid ini punya 15
lantai. Dan alhamdulillah tadi Ika dan keluarga bisa dapet kesempatan untuk naik
ke lantai paling tinggi itu. Wihhh kebayang gimana capeknya ya naik kelantai
15. Butuh berapa jam nih naik kesana. Ya iyalah yaw kalau naiknya ngontel pakek
manualan yan bisa cepot kali dengkulnya ya..Jaman uda modern kale, jadi kita
naeknya juga uda pakek lift dong.
Syurrrrrr...sekejab aja
uda nyampek..
Wuihhh...amboy
indahnyooo....Pasti temen2 juga bakal seneng kalau ada di sini. Karena dari
lantai 15 ini pandangan kita bisa bebas memandang hamparan kota Smarinda. Lalu lalang
mobi di jalanan tampak kecil sekali dari sini. buat yang kehilangan keluarganya
kayaknyabisa ketemu deh dengan liat dari sini. Soalnya emang bener bebas banget
pandangan kita, mulai dari ujugn sono sampai ujung sini. Dari sini ke sono. Tapi
apa bisa ya, lawong truk yang gede aja jadi keliatan kecil dari sini, apalagi
amnusia, wah keliata kayak semut jalan. Hehehehe..
Tingginya berapa sayag
tadi Ika belum sempat tanya karena anakku sepertinya taku tketinggian. Dia rewel
di atas sini jadinya cepet turun lagi.
Sebelum meninggalkan
Islamic center untuk meneruskan perjalanku ke Balikpapan aku sebenrnya masih
ingin mengambil gambar bagian2 lain dari masjid ini. Karena yang sudah aku
dokumentasikan masih sebagian kecik dari keelokan dari masjid ini. Masih banyak
bagian2 dari masjid ini yang belum aku kunjung.
Katanya ada perpustakaan juga dan pastinya banyak alagi deh yang belum
sempat terjamah oleh penglihatanku. Tapi karena waktu juga sudah semakin
merapat dengan senja, jadi aku harus rela meninggaalkan masjid ini.
Sayang sekali emang
karena kunjunganku hari ini tidak bisa untuk menjadi salah satu jamaah
shalatnya karena kau lagi kedatangn bulan merindu*hehe pasti uda pada ngerti
ker^_^* Dan semoga tidak hanya keelokan masjid ini ayng bisa membuat kita
takjub, tapi semoga kebersamaan umat islam dalam memakmurka Masjid ini juga
bisa menjadi bagian dari masjid yang bisa membuat kita tidak henti mengucapkan
rasa takjub. Sudah tugas kita para umat muslim untuk tidak hanya ramai berlomba-lomba
mendirikan masjid yang kokoh dan indah, tapi yang tidak kalah penting bagi kita
adalah juga mengokohkan dan kebrsamaan kita untuk memperbesar jamaan yang mampu
memakmurka masjid. Seribu harap terpatri dalam hati, semoga suatu saat nanti
aku bisa kembali ke Masjid ini dan bisa melaksanakan ibdah shalat jamaah di
dalamya. Amin
No comments:
Post a Comment