Assalamu'alaikum

Tiada kesempurnaan hari tanpa dimulai dengan pagi...Tiada kesempurnaan ibadah tanpa dimulai dengan Bismillah...Tiada kesempurnaan lisan tanpa di Mulai dengan Tersenyum ^___^ Assalamu'alaikum..Selamat berlayar di samudra Inspirasiku...Semoga sedikit yang aku tuang bisa bermanfaat untuk semua...Salam Persahabatan...^____^




Friday, March 18, 2011

Seperti Mimpi


“Ika, ayo berangkat ke Balikpapan sekarang!” Suara seorang wanita yang aku dengar seperti di alam mimpi.

Aku coba untuk membuka mata, aku lihat Mama sedang duduk di tepi tempat tidurku. Sadar tidak sadar aku coba mencermati lagi wajah yang  ada di depanku. Dan aku rasa ini hanya sekedar mimpi. 

“Ayo berangkat sekarang!” Suara ajakan itu sekali lagi.  Aku paksa mataku agar benar-benar terbuka. Ternyata apa yang ada di depanku bukan hanya sekedar mimpi atau halusinasi. Karena suara yang aku dengar dari tadi memang suara Mama yang berusaha untuk membangunkan aku dari tidur malam yang masih belum lama. Seperti baru saja mata ini mau diajak kompromi untuk pergi ke alam mimpi, tapi sekarang harus dipaksa untuk bangun lagi. Ku lihat jarum jam masih menunjukkan pukul 2 dini hari. Ya ampun,,..aku harap ini hanya sebuah mimpi..Tapi harapan itulah yang justru sekedar mimpi. Karena ternyata mama memang serius untuk menyuruhku berangkat ke Balikpapan saat itu juga . Sebenarnya rencana dan saran untuk hijrah ke Balikpapan disampaikan kedua mertuaku hari minggu. Karena ada beberapa pertimbangan untuk kemajuan bisnis suami akhirnya aku dan suami setuju dengan saran itu. Walaupun saat itu agak gelo*bhs jawa red-perasaan belum mantap* juga sih, karena terus terang aku belum pernah tinggal di daerah lain sebelum ini.Jangankan ke luar pulau, bahkan keluar dari jatim aja aku belum pernah. Jadi bisa dibilang ini emang will be my first experience. .*_*

Dan satu hal lagi yang bikin aku bimbang saat mertua menyarankan untuk hijrah, karena aku harus ninggalin kerjaannku sebagai seorang penyiar yang baru beberapa bulan aku jalani. Padahal profesi itu adalah bagian dari impianku.  Tapi sekarang aku harus rela melepas begitu saja impian yang sudah aku dapet dengan berbagai perjuangan..:-(

 “Semua itu pasti ada maksud baiknya” sebuah kalimat bijak yang keluar dari mulut Pa2 mertuaku itu (gak inget beliau ngutip dari kata2 siapa) seolah bener2 bisa menghipnotisku. Saat itu aku jadi inget akan kebesaran Allah. Bahwa rencana Allah pasti lebih baik, dan Allah pasti tidak akan memberikan keburukan untuk kita demikian dengan ketetapan yang ahrus aku jalani saat ini. Aku percaya bahwa Allah akan kasih apa yang aku butuh bukan yang aku ingin. Apalagi sudah menjadi tugas dan kewajibanku untuk mendampingi perjuang suamiku. Bismillah aku iyakan saran hijrah itu. Dan saat itu hatiku sudah dalam posisi berserah  diri pada Allah, bahwa tidak ada yang sia-sia dan Allah pasti sudah siapkan kehidupan yang lebih baik di tempat  baru nanti.

Karena aku dan suami sudah setuju untuk dihijrahkan ke Balikpapan, maka Ma2 minta salah satu saudara kita yang ada di Balikpapan untuk mencarikan kami rumah kontrakan di sana. Nah kalau rumah kontrakan sudah ada, aku dan suami akan di berangkatkan. Aku fikir, setelah pembicaraan hari minggu itu, aku masih punya beberapa waktu lagi di kota Batu. Paling tidak aku masih punya kesempatan untuk siaran beberapa kali. Tapi ternyata, malam itu tepatnya jam 2 pagi hari selasa Ma2 membangunkanku untuk bersiap berangkat ke Balikpapan mengikuti jadwal penerbangan pagi. Jadi aku harus berkemas-kemas saat itu juga...*????* Walaupun agak shok juga karena sama sekali belum persiapan apapun, aku langsung beranjak dari tempat tidur. Tapi aku tidak mau menyentuh koper dulu. Sebelum memulai proses packing barang aku ingin menggadukan semua perasaanku pada Allah. 

Aku menuju wastafel untuk membersihkan muka dan gigi kemudian aku menuju mushalla untuk qiyamullail.  Dalam sujud Istiqarah aku berdoa agar Allah menunjukkan yang terbaik untuk urusanku itu. Sudah puas aku mengadu, Ku curahkan harapanku agar senantiasa berada dalam bimbiganNya.apapun yang terjadi aku berserah diri padaNya. 

Setelah sujud rukuk dalm shalat malam itu, akupun mulai menata satu persatu barang-barangku ke dalam koper-koper. Hanya barang2 yang terlintas dalam fikiranku aja yang bisa aku bawa saat itu karena waktu tidak memungkinkan aku untuk benar2 menata semua perlengkapanku. Barang-barang lain  akan dkirim menyusul saat aku sudah berada di Balikpapan nanti.

Aku keluar dari rumah memulai perjalanan hijrahku setelah selesai shalat shubuh. Sebelum menuju Bandara aku mampir dulu ke rumah kakakku untuk meminta doa restu kepada Ibuk dan kakak2ku. Sebenarnya kakak dan Ibuk agak kaget juga dengan keberangkatanku yang mendadak itu, tapi bismillah insyallah “lebih cepat lebih baik”. Doa Ibu terhulurkan mengiringi kebarangkatanku. Doa akan kesuksesanku yang Ibuk harap pada Allah membuatku tidak mampu menahan bulir kristal yang memaksa jatuh ke kedua pipiku. Tangis penuh harap Ibu saat itu semoga bisa benar2 menjadi alasan kuat Allah untuk mengijabah harapan tulus beliau. Dengan niat yang lurus dan dengan tekad yang bulat aku akan berjuang untuk bisa memberikan hadiah dan persembahan terbaik untuk Ibu, almarhum Bapak juga semua keluarga dan orang-orang yang mengenalku nantinya. 

Aku langkahkan kaki menuju mobil kijang yang melaju mengantarku menuju bandara Juanda Surabaya. Dzikir itu membasahi bibir di sepanjang perjalananku seiring dengan dzikir mentari pagi yang semakin naik menampakkan keelokan bukti kebesaran penciptaannya.

Waktu itu Ma2 dan Pa2 menjadi orang tua sekaligus sahabat yang setia menemani perjalanan kami (Aku, suami dan putriku) menuju Bandara. 
Nyenyaknya tidur di dalam mobil sepanjang perjalan menuju bandara


Saling membayangkan suasana baru yang akan dihadapi


Sepanjang jalan Pa2 tidak henti-hentinya memberikan kalimat2 bijaknya. Kisah2 inspiratif  beliau berikan untuk menjadi sumber hikmah yang bisa menguatkan tekad hati kita menuju tempat baru. Satu kalimat  yang  aku ingat dari kisah2 yang beliau berikan saat itu bahwa “semakin cepat kita ikhlas, semakin cepat juga Allah mengganti yang kita ikhlaskan itu dengan sesuatu yang lebih baik.” Jadi walaupun saat ini aku harus mengikhlaskan profesi yang aku cintai karena menunaikan tugasku sebagai seorang istri, insyallah Allah akan mengganti dengan yang lebih baik nanti di tempat baru. Sebuah keyakinan yang bisa memberi kekuatan dan menghasilkan optmisme baru dalam langkahku.
Tidak terasa waktu berjalan tidak kalah cepat dengan laju mobil yang mengantar perjalananku. Karena memang tadi kita juga tidak sempat sarapan, jadi sebelum meneruskan perjalanan kami mampir ke PUJASERA yang ada di kiri jalan menuju jalur Surabaya. Ini dia dokumentasi yang sempat aku ambil saat aku ada di sana.




Memulai langkah dengan semangat baru


Pesan di balik semnyuman

Setelah perut sudah terisi, kami lanjutkan perjalanan menyusuri padatnya kota Surabaya menuju Bandara Juanda. Saat kami tiba di Juanda, waktu menunjukkan pukul 8 pagi..






Dan ternyata kami sudah tidak bisa mengikuti jadwal penerbangan  paling pagi seperti apa ayg kita rencanakan. Dan akhirnya kami ikut jadwal penerbangan berikutnya yang akan tinggal landas pada pukul 10.45.  Wuihhh sekitar 2 jam kita harus sabar menunggu disitu. Padahal orang bilang menunggu adalah hal yang paling menyebalkan. Tapi tidak akan ada kata membosankan menurutku..Karena setiap detik waktu adalah modal yang paling berharga dan banyak hal yang bisa kita lakukan untuk mengisi waktu. Karena saat itu pas bgt dengan waktu dhuha, jadi daripada aku bengong meong, dan nglantur keasana-kemari menjelajahi setiap sudut bendara dengan pandangan yang nggak ada gunanya, aku cari mushalla untuk melaksanakan shalat sunnah dhuha. Agak lama aku di mushalla, dan aku balik lagi ke tempat menunggu jam 09.30.  Pas banget waktunya. Langsung aja aku suami dan Cia Putriku  menuju ke ruang boarding  pass. Setelah itu kami langsung menuju pesawat Lion Airlines yang akan mengantar kami ke Kota baru..^__^
Bismillah, penuh kepasrahan dalam hatiku saat itu waktu menginjakkan kaki pada tangga pertama pesawat. Terhatur doa selamat untuk kami semua sampai tempat yang kami tuju. Alhmdllah aku cia dan suami dapat tempat duduk yang berurutan. Kami duduk di bagian paling belakang. Cia memilih untuk duduk di deket jendela pesawat.

Beberapa menit kami menunggu,. Waktu pemberangkatanpun akhirnya tiba juga. Begitu banyak bayangan keindahan yang terlintas berdasarkan cerita orang2 yang sudah pernah naik pesawat sebelumnya. Dan sekarang aku ingin membuktikannya dengan kedua mataku. 

Balikpapan I'm coming.......^___^
Berjalan pelan pesawat membawa kami menapaki hamparan luas sebelum mengepakkan sayapnya meninggalkan daratan. Geronjal bunyi mesin pesawat mulai terasa mengawali laju pesawat menyapa awan. Keindahan pemandanngan darat yang terlihat semakin mengecil terlihat jelas dari jendela pesawat. Smua yang biasa kita lihat besar, semakin mengecil bahkan gunung sekalipun. Betapa saat itu aku bisa tersadar bahwa begitu kecilnya kita para manusia. Kia tidak ada apa2nya. Manusia yang  sering menyombongkan diri karena merasa besar hati dan bangga atas apa yang mereka miliki, tidak ada apa2nya dibanding dengan kemahabesaran Allah dengan kemahadasyatan hasil ciptaanNya. 

Pesawat terbang semakin meninggi. Seiring semakin aku dibawa membumbung tinggi, semakin menambah takjubku melihat keluarbiasaan Allah dalam menciptakan langit. Langit yang biasa  kita lihat putih dan biru ternyata saat lebih indah dari apa yang aku tahu. Lapisan demi lapisan awan bak lautan kapas yang sangat indah membuatku tidak henti2nya mengagumi kebesaranNya. Semakin meninggi semakin indah karena saat gumpalan awan itu sudah tidak ada di lapisan langit, maka yang bisa tertangkap oleh indra adalah luasnya hamparan pasir di atas langit. Sedangan di bagian atas yang bisa terlihat adalah awan polos yang membiru..Subhanallah.. Luar biasa indah..:-). Tapi sayang saat itu ponsel tidak boleh diaktifkan, jadi aku tidak bisa merekam keindahan2 itu. Tapi semoga dengan deskripsiku tadi, sahhabat semuanya bisa sedikit mendapat gambaran dan sehingga bisa merasakan keindahan seperti yang aku lihat juga ^__^

Suasana penernbangan yang lumayan tenang sekitar 1jam 45 menit membuat cia tidak bisa menahan kantuk .Sejak awak bberangkat sampai detik-detik terakhir penerbangan Cia lelap masuk ke alam mimpi.

Pulau dan pohon yang tersusun rapi benbentuk barisan alam yang sangat asri, serta kerlipan segudang berlian yang menghampar membuat perhatian mataku jadi tertuju padanya. Dan ternyata tidak terasa aku sudah berada di atas kota Balikpapan. Sungguh indah perairan yang membentang luas itu tampak seperti hampar berlian yang berkilau indah. Aku  siap mendarat. 

 Pelan tapi pasti pesawat berusaha mengarahkan sayapnya untuk menapakkan rodanya lagi kepermukaan daratan... Alhamdllah akhirnya bisa mendarat dengan selamat...^__^

Kulangkahkan kaki menuruni anak tangga. Aku langkahkan kaki ke belahan bumi bagian lain ini. Panasnya udara yang menyengat membakar kulit menyambut kedatangan kami. Sungguh suasana yang baru dan ekstrim aku rasakan. Karena dari daerah dingin sudah pasti kalau aku jadi merasa sangat panas dengan cuaca Balikpapan yang emang terkenal panas..Tapi aku bersyukur karena dengan seperti ini aku punya kesempatan untuk aku bisa ditempa untuk lebih bersabar lagi.

Nuansa khas kalimantan kental sekali di bandara ini. Aku sempat mengambil video saat aku baru keluar dari pesawat dan menuju dasbor.



Maaf videonya singkat banget dan mungkiin agak kurang jelas juga, karena kita emang buru-buru harus ngambil barang2 kami di dasbor.
 Setelah semua barang sudah kami ambil, kamipun pergi meningglkan ruang dasbor. Dan ternyata saudara kami sudah menunggu kedatangan kami di Bandara itu. Dengan taxi biru Kamipun melaju menuju rumah saudara. Karena barang-barangku masih  belum dikirim kesini, jadi beberapa waktu kami tinggal di tempat saudara. Ini adalah  pelajaran yang paling berharga dalam hidupku, Dimana aku dilatih untuk bisa hidup ditengah orang lain yang sebelumnya belum pernah aku kenal dengan baik. Sebagai seseorang yang nebeng tempat tinggal, aku punya tantangan agar orang lain bisa merasaka bahwa kedatangan dan keberadaanku bermanfaat bagi mereka. Yah, walaupun tidak mudah tapi inilah tantangan yang harus bisa aku selesaikan. 

Sehari tinggal di rumah saudara benar-benar menguji mental dan kesabaranku banget. Sempat merasa tidak nyaman sekali hatiku. Dan  alhmdulillah, saat aku merasa sangat tidak bisa menahan ras sedih dengan apa ayng aku jalani saat itu, Allah menyelamatkannku dengan cepat melalui pesan seorang ustadz yang tidak sengaja aku lihat dari stasiun TV lokal. Dalam tausiyahnya pak ustadz bilang kalau kita dalam hidup sekarang ini sedang mengikuti ujian, dan kita semua adalah peserta ujian. Sebuah kalimat ayng ampuh. Aku langsung sadar,. Dan saat itu aku mulai bisa mengendalikan hati dan perasaanku. Meresapi kalimat yang diutarakan Ustdz tadi, aku merasa bahwa saat itupun aku jugga sedang menghadapi ujian, aku harus bisa lalui ujian  ini dengan  melakukan yang terbaik sehingga bisa lulus dengan nilai yang baik. Semoga hijrahku ini awal dari kematanganku.

SEMANGAT..!!! The Show must go on. And sure everything will be end happily ^___^
****

No comments:

Post a Comment

Download