Hari ini fikiranku lagi
stress nih, berat banget rasanya beban yang harus aku pikul..Rasanya mau lari
aja dari kenyataan ini karena aku tidak bisa lagi menanggung dan menghadapi
semua ini.. kali ini aku mengakui aku memang pecundang yang tidak mampu
memegang dan menegakkan prinsip hidup yang sudah aku ikrarkan dalam hatiku..Aku
tau setiap orang adalah dokter yang bisa menyembuhkan penyakit putus asanya.
Dan aku sudah berusaha untuk melakukannya,..Dan aku juga tau dan sadar akan
keberhasilanku membuktikan kalimat itu. Tapi saat ini berbeda. Aku sudah cukup
lelah dengan apa yang disuguhkan dalam hidupku. Rasanya cobaan demi cobaan
datang sirlih berganti seolah waktu tidak mengijinkanku untuk menikmatinya
walau hanya sekejab..Pliz take me far away from it all....:”(
Temen-temen mungkin
sebagian besar dari kita pernah merasakan seperti kondisi yang Ika critakan di
atas ya..Mungkin kita punya banyak alasan untuk memutuskan berhenti dari untuk
bersabar dan lari dari tanntangan hidup, but the show must go on..Karena memang
sudah fitrah manusia hidup di dunia ini untuk melalui tantangan demi tantangan.
Kita bisa menyebut semua hal yang mungkin berat untuk dilalui sebagai tantangan
ya tidak dengan cobaan atau musibah walaupun pada hakikatnya yang hadir dalam
hidup kita bisa jadi adalah ujian atau musibah yang dihadirkan Allah untuk
menguji dan memperingatkan kita untuk kembali jalan yang diridhoinya atau bisa
juga sebagai penghapus dosa kita. Tapi dengan menyebutnya dengan tantangan maka
harapannya kita jadi punya semangat lebih besar untuk mengahadapinya. Walaupun
kita semua menyadari akan kepastian adanya tantangan itu tapi tidak jarang dari
kita merasa tidak sanggup menghadapi saat tantangan itu datang menyapa kita.
Sebenarnya bener nggak sih
kalau dikatakan bahwa kemampuan seseorang untuk bisa menghadapi tantangan dalam
hidup mereka itu dipengaruhi dengan tingkat keimanannya...? Bahkan ada juga
yang mengatakan bahwa besar kecilnya tantangan yang diberikan dalam hidup kita
juga tergantung dari level keimanan kita. Semakin tinggi level keimanannya
semakin besar juga tingkat tantangan yang harus mereka hadapi. Well, Kalau
memang benar seperti itu jadi yang harus kita lakukan dalam hidup ini adalah
selalu berusaha untuk meningkatkan keimanan kita ya...^__^ Jangan sampai kita
berfikir sebaliknya, lebih memilih untuk menikmati lemahnya iman karena ingin
dapat tantangan yang mudah aja..Wah kalau gini ini mah ibarat anak SD yang gak
mau masuk SMP karena takut menghadapi ujian tingkat SMP..Wah kasian orang
tuanya dong klo gitu yang sudah mati-matian cari duit buat nyekolahin kita, eh
kitanya malah gak mau maju...Tapi Ika yakin temen-temen semua bukan termasuk
salah satu yang seperti itu kok..^__^
Ibarat HP yang batrenya
bisa habis, seperti itu juga keimanan dan mood kita. Jadi selain kita
membutuhkan orang lain untuk bisa membantu mempertahankan atau bahkan selalu meningkatkan
kwalitas keimanan dalam hati kita, kita juga punya peran yang tidak kalah
besarnya untuk membangkitkan semangat untuk membangkitkan keimanan kita. Atau
seperti kalimat bijak yang Ika tulis di atas bahwa Setiap orang adalah DOKTER,
karena ia sendiri yang yang mampu MENGOBATI setiap penyakit kegagalan yang
menimpanya. Dari situ jelaslah kalau setiap perubahan itu kitalah yang berperan
besar di dalamnya. Termasuk saat kita sedang dalam keadaan yang sedang tidak
mood.
Walaupun kita punya
pengaruh besar untuk bisa mengobati sakit karean keterpurukan, tapi kita tidak
boleh lupa bahwa ada kekuatan Maha dasyat di atas segala yang dasyat yaitu
kekuatan Allah. Jadi saat kita berada dalam kondisi terpuruk dan putus asa
seperti itu, hal pertama yang harus kita perbaiki adalah keimanan kita. Bawalah
setiap tantangan itu dalam doa. Dengan shalat dan sabar insyallah akan membuat
kita lebih siap untuk menatap setiap kemungkinan dan tantangan yang dihadirkan
Allah dalam hidup kita. Karena semua yang hadir alam hidup kita memang sudah
menjadi ketetapanNya. Jadi mintalah kepadaNya agar kiat mampu melewati
tantanganNya.
Hal kedua yang yang
harus kita lakukan adalah kita harus bisa menyemangati diri kita sendiri. Bahkan
dalam sebuah kalimat bijak dikatakan bahwa setiap orang adalah DOSEN karena dia
sendirilah yang mampu mendidik semangatnya. Seberapa ngotot orang lain
berteriak menyemangatinya walaupun dengan mengerahkan sekampung pemandu sorak
tapi kalau dalam dirinya sendiri tidak ada keinginan untuk bisa bangkit dan
tidak ada keinginan untuk bisa melalui setiap tantangan itu maka walau pamandu
sorak teriak ngotot sampek otot lehernya keluar juga tidak akan ada gunanya. ..^__^
Menyemangati diri sendiri...???
Gimana caranya...?? Ada cara yang bisa digunakan agar kita bisa menyemangati diri sendiri. Meniru apa
yang biasa dilakukan oleh motivator muda Bong Chandra saat dia merasa down yaitu
dia melakukan self talk positif.
Saat ditemui Kompas Female di
investasi properti perdananya di Ubud Village, Ciledug, Tangerang, Senin (4/4/2011)
lalu Bong candra mengatakan, “Selain berdoa, self talk menjadi cara
lain mengatasi keterpurukan.”
Nah coba deh saat kita
merasa benar-benar dalam kondisi down, tidak bersemangat, terpuruk, lemah iman,
atau apalah istilahnya, kita coba berbicara dengan diri kita sendiri. *wah gila
dong ngomong sama diri sendiri..eiitt ini beda kasus*. Kalau yang diomongin nglantur
ngalor ngidul gak penting baru itu dikatakan gila...^__^
Kalau ada beberapa
orang yang merasa tidak berhasil dengn cara ini bisa jadi mereka salah dalam
mengajukan pertanyaan dalam diri mereka sendiri. Jadi coba kita koreksi dimana
kesalahan kita. Kalau selama ini saat terjepit dalam suatu keterpurukan kita
menggunakan kata “kenapa” untuk meratapi nasib misalnya, “ kenapa ini semua
terjadi?”. Jelas saja kita justru akan merasa terpuruk, karena dengan bertanya
seperti itu biasanya akan memebuat kita untuk mencari jawaban yang justru akan menyudutkan
kita. Membuat kita semakin menemukan kelemahan dan hal-hal negativ yang bisa
memperparah kondisi mental kita. Kalau selama ini itu yang kita lakukan, no
problemo biarlah kesalahan menjadi sebuah pelajaran yang membuat kita menjadi
lebih bijak. Tapi mulai sekarang cobalah untuk mengganti untuk mengajukan pertanyaan
positif menjadi “ apa pelajaran yang bisa kita dapat dari
musibah/cobaan/tantangan ini?”. Jadi kesimpulannya kita lebih baik tidak
menggunakan kata tanya mengapa tapi
kita fokus untuk mencari hikmah yang bisa
kita dapat dari setiap kejadian ayng menimpa kita.
Tapi saat kita merasa masih
tidak mampu menyelesaikan tantangan sendiri, bisa juga kita mencari seorang
partner yang bisa kita ajak untuk berbagi. Karena setiap orang pasti
membutuhkan teman untuk mengahadapi tantangan dalam hidupnya.
Bung Bong Candra juga
mengatakan, “Setiap orang butuh penasihat. Orang sukses punya orang kepercayaan
atau mentor sebagai tempat meminta pertimbangan atau second opinion.
Inilah gunanya partner dan setiap orang harus punya partner.”
Dengan membawa setiap
tantangan hidup kita dalam doa, kemudian dengan penuh kesabaran kita berikhtiar
melakukan self talk positif pada diri kita, and try to find someone to share
insyallah akan membantu kita untuk bisa melalui setiap tantangan hidup yang
dihadirkan Allah dalam hidup kita..
Selamat berjuang untuk
memecahkan setiap tantangan dan semoga kita semua bisa mengakhiri petualangan hidup di dunia ini dengan sebuah kemenangan
yang besar sebagai bekal hidup kekal kita nantinya di akhirat. Amin ...^___^
No comments:
Post a Comment