Assalamu'alaikum

Tiada kesempurnaan hari tanpa dimulai dengan pagi...Tiada kesempurnaan ibadah tanpa dimulai dengan Bismillah...Tiada kesempurnaan lisan tanpa di Mulai dengan Tersenyum ^___^ Assalamu'alaikum..Selamat berlayar di samudra Inspirasiku...Semoga sedikit yang aku tuang bisa bermanfaat untuk semua...Salam Persahabatan...^____^




Thursday, October 13, 2011

Cinta Bersambut Cinta

Tak ada cinta yang tak bersambut. Tak pernah rugi para pecinta sejati. Jika hari ini masih saja ada orang-orang yang patah hati karena cinta, pasti ada yang salah dalam cinta itu. sungguh, cinta itu pasti dan selalu bersambung. Tak hanya di sini, di dunia ini. Lebih dari itu, cinta akan bersambung hingga ke akhirat kelak.

Ya, cinta pasti selalu bersambung. Seperti kisah dua cinta ini.

Di Madinah yang damai, tersebutlah si Fulan, seorang penjual minyak wangi. Pagi hari, di setiap ia hendak ke tokonya, ia senantiasa berhenti di halaman rumah Nabi saw. Ia berdiri di halaman itu menanti baginda Rasul. Saat beliau keluar rumah, dengan sepenuh cinta ia memandang wajah Rasullulah yang mulia.

Pagi itu, seperti pagi biasanya ia datang. Memandang Rasulullah saw. sepuasnya kemudian pergi ke tempat kerjanya. Namun tak lama berselang ia kembali menuju rumah Rasulullah saw. Sang penjual minyak wangi ini meminta ijin memandang wajah Rasulullah saw. sekali lagi. Setelah puas, ia kembali ke pasar.

Sungguh, laki-laki ini selalu di landa rindu berjumpa Nabi saw.


Setelah peristiwa itu, seminggu, Rasulullah saw  tidak lagi melihatnya. Beliau bertanya kepada seorang sahabat penjual minyak itu. Beliau mendapatkan jawaban bahwa ia telah meninggal dunia seminggu sebelumnya. Ehemm. Ternyata, kemarin, adalah pertemuan terakhirnya dengan Rasulullah saw.  Atas sang penjual minyak wangi itu, Rasulullah saw. bersabda, “Karena kecintaannya kepadaku, Allah swt. mengampuni dosa-dosanya.”

Itulah, tak ada cinta yang tak bersambung. Cinta bersambut cinta.

Cinta selalu bersambut cinta. Inilah kenyataannya. Tsauban. Ia seorang hamba sahaya yang begitu mencintai dan merindukan Rasulullah saw. Tak berjumpa Rasullullah, sehari saja, dirasanya seperti setahun berpisah. Tsauban berharap, jika mungkin, sepanjang waktu menemani Nabi saw.  Ia selalu merasakan kepedihan hati jika tak bertemu Nabi. Ia murung, sedih dan sering menangis karena rindu. Istimewanya, Rasulullah saw pun demikian, rindu bertemu Tsauban. Beliau tahu Tsauban begitu cinta dan rindu, dan beliau pun menyambutnya. Cinta bersambut cinta.

Suatu waktu Tsauban berkata, “Ya Rasulullah, aku sebenarnya tidak sakit, tapi sangat sedih jika berpisah dan tidak bertemu denganmu meskipun sekejap. Jika bertemu barulah hati ini senang dan gembira. Jika memikirkan akhirat hatiku makin bertambah cemas, takut kelak tidak bisa bersamamu. Kedudukanmu sudah tentu di surga yang tertinggi, sedangkan aku belum tentu di surga paling bawah. Mungkin aku tidak langsung dimasukkan ke surga. Ketika itu tentu aku tidak bisa bertemu denganmu lagi.”

Setelah peristiwa itu, turunlah wahyu kepada Rasulullah saw, “Barangsiapa yang taat kepada Allah dan RasulNya, maka mereka kelak akan bersama orang-orang yang diberi nikmat oleh Allah, yaitu para  nabi, syuhada, orang-orang shalih, dan mereka itulah sebaik-baik teman.”

Sebuah jaminan dari Allah. Sebentuk kegelisahan karena cinta dijawab oleh Allah. Demi mendengar jaminan itu, hati Tsauban bercahaya kembali. Cintanya dapat tetap hidup. Selamanya. Ia tidak akan berpisah lagi dari Sang Nabi saw.

Ya, begitulah. Manusia bersama siapa yang dicintai. Jika di dunia ia mencintai Rasulullah saw, insya Allah ia akan bersama beliau di akhirat nanti. Lalu cinta yang mana yang tidak bersambut? Kecuali Cinta kita kepada manusia. Cinta ini yang kadang membuat hati hancur. Pedih tatkala terbakar cemburu dan bertepuk sebelah tangan. Dan, pilihan cinta ini kembali kepada kita. Hanya  cinta karena Allah dan cinta yang berada dalam jalan lurusNya yang akan bersambut. Dan hanya cinta kepadaNya lah yang akan bersambut.

Cinta pasti bersambut cinta.

by.Kang Harist

No comments:

Post a Comment

Download