Assalamu'alaikum

Tiada kesempurnaan hari tanpa dimulai dengan pagi...Tiada kesempurnaan ibadah tanpa dimulai dengan Bismillah...Tiada kesempurnaan lisan tanpa di Mulai dengan Tersenyum ^___^ Assalamu'alaikum..Selamat berlayar di samudra Inspirasiku...Semoga sedikit yang aku tuang bisa bermanfaat untuk semua...Salam Persahabatan...^____^




Tuesday, October 11, 2011

BAHAGIA DI AWAL TAHUN PERNIKAHAN

Kehidupan saat kita sudah terikat sebuah pernikahan jelas sangat berbeda dengan saat kita masih single. Karena saat sudah menikah, kita akan lebih banyak menghabiskan waktu bersama teman hidup kita daripada dengan teman. Selain itu tanggung jawab dan tugas-tugas rumah tangga yang harus dilakukanpun juga bertambah banyak. Dan hal-hal ini membuat kita tidak hanya bersenang-senang bersama pasangan apalagi kalau sudah punya buah hati. hhmm..bisa makin sibuk. Berbeda dengan saat kita masih sendiri atau belum punya buah hati, mungkin kita masih sering menghabiskan waktu untuk melakukan hal-hal yang menyenangkan, seperti makan di restoran bersama, nonton bioskop, jalan-jalan di mal atau berkunjung ke tempat rekreasi. 

Dengan semua kesibukan dan bejubelnya tanggungjawab itu maka agar tercipta kedamaian dan kebahagiaan dalam keluarga kita harus belajar untuk memiliki keahlian-keahlian khusus setelah menikah. Keahlian baru apa sih yang wajib kita miliki setelah menikah...???


*Keahlian Berkomunikasi*

Dua orang yang menikah pasti memiliki latar belakang yang berbeda. Masing-masing sudah melalui puluhan tahun dengan didikan dan kebiasaan dari masing-masing keluarga yang tidak sama. Sehingga tidak heran kalau kadang setelah menikah ada kebiasaan atau cara dalam melakukan suatu pekerjaan yang dilakukan pasangan dan Sohibika rasa  kurang sesuai dengan apa yang Sohibika inginkan.
Misalnya pasangan Sohibika  suka lupa untuk njemur handuk setelah mandi, sehingga handuk tetap ada di atas kasur. Nah dari hal yang kelihatannya sepele seperti itu saja bisa jadi bahan masalah dalam rumah tangga yang baru terbentuk. Sehingga kadang karena merasa kesal dengan kebiasaan itu, Sohibika mungkin langsung ngomel dengan nada yang ketus. Kemudian, pasangan Sohibika yang merasa tidak bersalah, langsung membalas dengan omelan juga. Nah akhirnya, saling adu omelan deh. Dan akibatnya kejadian-kejadian seperti ini membuat Sohibika merasa tidak bahagia dengan pernikahannya. Atau reaksi lainnya yang mungkin terjadi adalah saat Sohibika mengomel, tapi pasangan Sohibika diam seribu bahasa, bersungut-sungut dan menyimpan kekesalan dalam hati. Sehingga mengakibatkan hubungan menjadi dingin. Dan menyikapi masalah dengan cara seperti ini bisa jadi akan semakin bahaya ya, karena pasangan akan menyimpan bom waktu yang sewaktu-waktu siap meledak..hhmm..
 
Jadi untuk pemecahan masalah ini adalah Sohibika perlu melakukan komunikasi yang baik. Hal-hal yang mengganjal sebaiknya dibicarakan dengan pasangan agar tidak menumpuk. Namun, tentu saja harus dilakukan komunikasi dengan cara yang baik. Dan satu hal yang perlu dipperhatikan, sebaiknya masalah tidak dibicarakan saat suasana hati masih kesal. Pilihlah waktu yang tepat untuk berbicara, misalnya tidak saat pasangan baru pulang kerja dan dalam keadaan letih.

Ngomong-ngomong soal berkomunikasi, ini  tidak hanya berarti Sohibika MENGUTARAKAN tapi juga mencakup MENDENGARKAN. Jadi, saat membicarakan masalah, Sohibika wajib memberikan waktu bagi pasangan untuk mengutarakan perasaan maupun pendapatnya. Disini Sohibika dituntut untuk menjadi pendengar yang baik atas semua keluh kesah pasangan. Nah setelah pasangan sudah selesai mengutarakan semua unek-uneknya, baru kemudian Sohibika bisa menjelaskan kepada pasangan mengapa Anda melakukan tindakan tertentu yang mungkin membuatnya tidak senang.
Misalnya, "Yah, maaf ya, Ibu ngomel, karena Ibu gak suka kalau Abi suka naruh barang-barang sembarangan karena ibu gak suka liat kondisi yang berantakan."

*Keahlian Bersikap Tolera*

Karena perbedaan latar belakang, gaya bicara, kebiasaan atau tindakan pasangan baru dapat menjadi masalah. Suami mungkin biasa bicara apa adanya, sedangkan istri mudah tersinggung dengan kata-kata suami yang polos.
Untuk masalah seperti ini, Anda harus bertenggang rasa atau mengembangkan sikap toleransi. Bentuk nyata dari bersikap toleransi adalah Sohibika mau membuat perubahan terhadap sikap yang tidak disuka pasangan walaupun menurut Sohibika perbuatan yang Sohibika lakukan tidak salah. Misal, istri Sohibika tidak suka cara penyampaian dengan nada tinggi, jadi sohobika harus berusaha merubah gaya penyampaian yang lebih lembut. Jadi, Sohibika harus lebih berhati-hati dalam berbicara atau Sohibika juga perlu belajar berpikir positif terhadap pasangan agar tidak mudah tersinggung.

*Keahlian Menjalankan Tugas dan Peran Anda Sekarang*

Pasangan baru menikah awalnya tidak biasa dengan peran barunya sebagai suami atau istri. Misalnya, setelah menikah suami mungkin masih senang bermain game online, olahraga atau suka berkumpul dengan teman-teman. sedangkan istri mungkin belum bisa memainkan peranannya untuk bangun lebih pagi, menyiapkan makanan, mencuci, menyetrika atau tugas-tugas rumah tangga lainnya. Hal-hal seperti ini biasanya bisa memicu terjadinya pertengkaran.
Jadi setelah menikah, sohibika harus belajar untuk menjalankan peran Sohibika saat ini. Tidak mudah memang menghentikan atau mengurangi kegiatan yang kita sukai. Juga tidak mudah untuk melakukan pekerjaan yang tidak kita sukai. Tapi, itulah tugas baru yang harus dijalankan karena peran kita sebagai suami atau istri.
Kita semua tahu bahwa setelah menikah lebih banyak tanggung jawab yang harus dipikul. Tetapi, hal itu bukan kemudian menjadi sesuatu yang berat dan menakutkan. Karena jika kita bisa membicarakan dengan pasangan kemudian bekerja sama dengan baik dalam melaksanakan semua tanggungjawab itu, maka Sohibika akan merasakan bahwa tanggung jawab itu tidak menjadi beban. Dan ada banyak kebahagiaan yang akan rasakan dengan bersama-sama melakukannya.

Keahlian Memaafkan

Ini salah satu keahlian penting yang harus kita miliki dalam menjalani hidup rumah tangga. Sadarilah bahwa pasangan hidup kita bukanlah manusia sempurna sehingga akan sangat berpeluang berbuat salah, baik disengaja tau tidak. Dan kemampuan kita memaafkan ini biasanya juga akan menular ke pasangan kita. Jika Sohibika sering memaafkan tindakan yang tidak Sohibika sukai, insyallah pasangan Sohibikapun cenderung akan melakukan hal yang sama. Dengan berusaha memberi maaf, insyallah kehidupan keluarga kita akan damai dan bahagia. Tapi pastinya kita juga harus selalu belajar untuk memperbaiki diri setelah dimaafkan. Jangan sampai kita mengulang kesalahan di tempat yang sama, karena hal itu akan menjadi hal yang sulit dimaafkan.

Itulah keahlian-keahlian yang harus selalu dipupuk dan dikembangkan oleh pasangan-pasangan baru dalam menjalani kehidupan pernikahannya.
Awalnya mungkin terasa sangat sulit melakukannya. Tetapi, dengan terus belajar, keahlian itupun insyallah akan menjadi sesuatu yang menyenangkan untuk dilakukan. Sehinngga kita tidak akan pernah merasa menyes mengapa  kita menikah dengannya, justru bisa sebaliknya kita akan menyesal mengapa tidak daridulu saja kita menikah dengannya. ^____^
Barakallah...

No comments:

Post a Comment

Download