Kehidupan saat kita sudah terikat sebuah pernikahan jelas sangat berbeda dengan saat kita masih single. Karena saat sudah menikah, kita akan lebih banyak menghabiskan waktu
bersama teman hidup kita daripada dengan teman.
Selain itu tanggung jawab dan tugas-tugas rumah tangga yang harus dilakukanpun juga
bertambah banyak. Dan hal-hal ini membuat kita tidak hanya bersenang-senang bersama
pasangan apalagi
kalau sudah punya buah hati.
hhmm..bisa makin sibuk. Berbeda dengan saat kita masih sendiri atau belum punya buah hati, mungkin kita masih sering menghabiskan waktu untuk melakukan hal-hal yang menyenangkan, seperti makan di restoran bersama, nonton
bioskop, jalan-jalan di mal atau berkunjung ke tempat rekreasi.
Dengan semua kesibukan dan bejubelnya tanggungjawab itu maka agar tercipta kedamaian dan
kebahagiaan dalam keluarga kita harus belajar untuk memiliki keahlian-keahlian
khusus setelah menikah. Keahlian baru apa sih yang
wajib kita miliki setelah menikah...???
*Keahlian
Berkomunikasi*
Dua orang yang menikah pasti memiliki
latar belakang yang berbeda. Masing-masing sudah melalui puluhan tahun dengan didikan dan
kebiasaan dari masing-masing keluarga yang tidak sama. Sehingga tidak heran kalau kadang setelah menikah ada kebiasaan atau cara dalam melakukan suatu
pekerjaan yang dilakukan pasangan dan Sohibika rasa kurang sesuai dengan apa yang Sohibika inginkan.
Misalnya pasangan Sohibika suka lupa untuk njemur handuk setelah mandi, sehingga handuk tetap ada di atas kasur. Nah dari hal yang kelihatannya sepele seperti itu saja bisa jadi bahan masalah dalam rumah tangga yang baru terbentuk. Sehingga kadang karena merasa kesal dengan kebiasaan itu, Sohibika mungkin
langsung ngomel dengan nada yang ketus. Kemudian, pasangan Sohibika yang merasa
tidak bersalah, langsung membalas dengan omelan juga. Nah akhirnya, saling adu omelan deh. Dan akibatnya kejadian-kejadian seperti ini membuat Sohibika merasa tidak bahagia dengan pernikahannya. Atau reaksi
lainnya yang mungkin terjadi adalah saat Sohibika mengomel, tapi pasangan Sohibika diam seribu bahasa, bersungut-sungut dan menyimpan kekesalan
dalam hati. Sehingga mengakibatkan hubungan menjadi dingin. Dan menyikapi masalah dengan cara seperti ini bisa jadi akan semakin bahaya ya, karena pasangan akan menyimpan bom waktu yang sewaktu-waktu siap meledak..hhmm..
Jadi untuk pemecahan masalah ini adalah
Sohibika perlu melakukan komunikasi yang baik. Hal-hal yang mengganjal sebaiknya dibicarakan
dengan pasangan agar tidak menumpuk. Namun, tentu saja harus dilakukan
komunikasi dengan cara yang baik. Dan satu hal yang perlu dipperhatikan, sebaiknya masalah tidak dibicarakan saat
suasana hati masih kesal. Pilihlah waktu yang tepat untuk berbicara, misalnya
tidak saat pasangan baru pulang kerja dan dalam keadaan letih.
Ngomong-ngomong soal berkomunikasi, ini tidak hanya berarti Sohibika MENGUTARAKAN
tapi juga mencakup MENDENGARKAN. Jadi, saat membicarakan masalah, Sohibika
wajib memberikan waktu bagi pasangan untuk mengutarakan perasaan maupun
pendapatnya. Disini Sohibika dituntut untuk menjadi pendengar yang baik atas semua keluh kesah pasangan. Nah setelah pasangan sudah selesai mengutarakan semua unek-uneknya, baru kemudian Sohibika bisa menjelaskan kepada pasangan mengapa Anda
melakukan tindakan tertentu yang mungkin membuatnya tidak senang.
Misalnya, "Yah, maaf ya, Ibu ngomel, karena Ibu gak suka kalau
Abi suka naruh barang-barang sembarangan karena ibu gak suka liat kondisi yang berantakan."
*Keahlian Bersikap Tolera*
Karena perbedaan latar belakang,
gaya bicara, kebiasaan atau tindakan pasangan baru dapat menjadi masalah. Suami
mungkin biasa bicara apa adanya, sedangkan istri mudah tersinggung dengan
kata-kata suami yang polos.
Untuk masalah seperti ini, Anda harus
bertenggang rasa atau mengembangkan sikap toleransi. Bentuk nyata dari bersikap
toleransi adalah Sohibika mau membuat perubahan terhadap sikap yang tidak disuka pasangan walaupun menurut Sohibika perbuatan yang Sohibika lakukan tidak salah. Misal, istri Sohibika tidak suka cara penyampaian dengan nada tinggi, jadi sohobika harus berusaha merubah gaya penyampaian yang lebih lembut. Jadi, Sohibika harus lebih berhati-hati dalam berbicara
atau Sohibika juga perlu belajar berpikir positif terhadap pasangan agar tidak mudah
tersinggung.
*Keahlian Menjalankan Tugas dan Peran Anda Sekarang*
Pasangan baru menikah awalnya
tidak biasa dengan peran barunya sebagai suami atau istri. Misalnya, setelah menikah suami mungkin masih senang bermain game
online, olahraga atau suka berkumpul dengan teman-teman. sedangkan istri mungkin belum
bisa memainkan peranannya untuk bangun lebih pagi, menyiapkan makanan, mencuci,
menyetrika atau tugas-tugas rumah tangga lainnya. Hal-hal seperti ini biasanya bisa
memicu terjadinya pertengkaran.
Jadi setelah menikah, sohibika harus
belajar untuk menjalankan peran Sohibika saat ini. Tidak mudah memang
menghentikan atau mengurangi kegiatan yang kita sukai. Juga tidak mudah untuk
melakukan pekerjaan yang tidak kita sukai. Tapi, itulah tugas baru yang harus
dijalankan karena peran kita sebagai suami atau istri.
Kita semua tahu bahwa
setelah menikah lebih banyak tanggung jawab yang harus dipikul. Tetapi, hal itu bukan kemudian menjadi sesuatu yang berat dan menakutkan. Karena jika kita bisa membicarakan dengan pasangan kemudian bekerja sama dengan baik dalam melaksanakan semua tanggungjawab itu, maka Sohibika akan merasakan bahwa tanggung
jawab itu tidak menjadi beban. Dan ada banyak kebahagiaan yang akan rasakan dengan
bersama-sama melakukannya.
Keahlian Memaafkan
Ini salah satu keahlian penting
yang harus kita miliki dalam menjalani hidup rumah tangga. Sadarilah bahwa pasangan hidup kita bukanlah manusia
sempurna sehingga akan sangat berpeluang berbuat salah, baik disengaja tau
tidak. Dan kemampuan kita memaafkan ini biasanya juga akan menular ke pasangan kita. Jika Sohibika
sering memaafkan tindakan yang tidak Sohibika sukai, insyallah pasangan Sohibikapun cenderung akan
melakukan hal yang sama. Dengan berusaha memberi maaf, insyallah kehidupan keluarga kita akan
damai dan bahagia. Tapi pastinya kita juga harus selalu belajar untuk memperbaiki diri setelah dimaafkan. Jangan sampai kita mengulang kesalahan di tempat yang sama, karena hal itu akan menjadi hal yang sulit dimaafkan.
Itulah keahlian-keahlian yang harus selalu dipupuk dan dikembangkan oleh pasangan-pasangan baru dalam menjalani kehidupan pernikahannya.
Awalnya mungkin terasa sangat sulit
melakukannya. Tetapi, dengan terus belajar, keahlian itupun insyallah akan menjadi sesuatu yang menyenangkan untuk dilakukan. Sehinngga kita tidak akan
pernah merasa menyes mengapa kita menikah dengannya, justru bisa sebaliknya kita akan menyesal mengapa
tidak daridulu saja kita menikah dengannya. ^____^
Barakallah...
No comments:
Post a Comment