Assalamu'alaikum

Tiada kesempurnaan hari tanpa dimulai dengan pagi...Tiada kesempurnaan ibadah tanpa dimulai dengan Bismillah...Tiada kesempurnaan lisan tanpa di Mulai dengan Tersenyum ^___^ Assalamu'alaikum..Selamat berlayar di samudra Inspirasiku...Semoga sedikit yang aku tuang bisa bermanfaat untuk semua...Salam Persahabatan...^____^




Tuesday, May 17, 2011

Kesempatan Hidup Sekali lagi



Story on 16th

Ya Allah apa yang salah dalam hidupku. Dua hari ini aku kehilangan kendali dalam mengemudikan mobilku. Sungguh situasi yang seolah membuat jantungku berdebar dan terjatuh. Bagaimana tidak cuaca kota Batu yang sedang diguyuur hujan itu membuat kaca mobil seolah berlapis embun. Ditambah uap yang muncul dipermukaan2  kaca mobil tidak bisa menghilang dengan sapuan kipas, padahal AC mobil sudah aku hidupkan. Jelas hal itu mengganggu pandanganku saat menyusuri jalanan panjang tepian daerah Batu yang berliku dan sempit. Pelan tapi pasti dengan sedikit memajukan posisi dudukku mendekati kaca depan aku berusaha tetap membawa mobilku menyusuri jengkal-jenhkal jalan menuju rumahku. Kondisi yang tidak pernah aku alami sebelumnya memang. Aku tidak tau apa ini sebuah kondisi yang wajar dialami dalam kondisi setelah hujan ataukah karena hal lain. Tapi yang aku yakini bahwa semua yang terjadi karena ada pesan dari yang Maha Besar. Istiqfar aku uraikan membasahi relung-relung qalbuku. Alhamdulillah Allah menyelamatkanku sehingga aku bisa melalui perjalanan sepanjang hariku itu dengan senyuman indah sampai tiba di rumah.


*****
Story on 17th

Seperti hari sebelumnya hari ini aku juga harus menjadi  juru joki setia segala  aktivitas keluargaku. Dan Alhamdulillah hari ini Allah mengijinkanku untuk pulang dengan nyawa yang masih tersimpan rapi sebagai pengisi ragaku. Tapi aku masih merinding membayangkan apa yang sudah aku lalui tadi. Perjalan menuju daerah dingin di bagian lain kota Batu yang menanjak dan sempit itu benar-benar menguji mentalku dan nyaliku berkali-kali. Kondisi malam yang padat kendaraan itu membuat hati dan kakiku bergetar sekali lagi.  Bagaimana tidak pantulan lampu-lampu pada mobil yang  melaju kencang berlawanan arah tadi tiba-tiba menghilangkan daya penglihatanku. Aku benar-benar tidak bisa menangkap  obyek yang aku lintasi. Dalam laju mobil yang  menanjak itu aku hanya bisa meraba-raba jalanan yang terlihat samar. Dalam lamur itu dari arah berlawanan tiba-tiba aku lihat rentetan mobil yang melaju kencang semakin mendekat dan mendekati sisi mobilku.  Samar terlihat sepertinya ada sebuah mobil mogok di sisi jalan lain ayng membuat mobil-mobil yang berlawan arah denganku berjalan menerobos batas tengah jalan. Tapi semua itu berjalan begitu cepat. Pijaran lampu-lampu mobil itu memantulkan cahaya-cahaya yang semakin membuat mataku tidak bisa mengontrol arah laju mobilku yang memang sudah tidak beraturan itu . Aku gerakkan stir mobilku mengikuti kata hatiku. Hatiku ingin membimbing tanganku menggerakkan stir mobil menghindari laju-laju mobil yang seolah siap menerkamku. Aku sedikit sintingkan strir mobil ke arah kiri jalan melewati jalur akhir jalan  aspal menuju pinngiran jalan yang ditumbuhi rumput-rumput liar. Lahaulawalaquwwataillabillah.....Oh tidak...Seolah aku tidak tersadar tadi. Aku melihat tapi seperti tidak melihat. Aku mengemudikan mobil tapi seperti tidak mengemudiikannya sendiri. Seolah ada yang membimbing gerakan tanganku. Yang aku tau, aku telah berhasil melalui suasana mencengkeram itu. Tidak ada penolong lain kecuali Allah. Dalam getar badan itu, dan dalam hembusan nafas panjangku syukur aku panjatkan atas pertolonganNya.

Sepanjang perjalanan itu berbagai fikiran berlalu lalang dalam benakku. Teringat semua dosa yang menggunung dan ibadah yang belum banyak aku lakukan. Tapi dengan penuh kepasrahan, aku berusaha mengikhlaskan apapaun yang akan terjadi tadi. Tapia aku bersyukur Allah telah memberiku kesempatan kedua untuk benar-benar mempersiapkan diri menghadapi kematianku.

Kematian memang takdir yang sudah digariskanNya. Setiap makhluk yang bernyawa pasti akan merasaka mati. Bahkan kematian  kita sudah tertulis sebelum kita terlahir di dunia. Untuk itu bagaimanapun dan kapanpun Allah akan memanggil kita kembali padaNya kita harus siap.  Karena setiap kita hakikatnya saat ini sedang berjalan menjemput  kematian. Tidak ada manusia yang kekal hidup di dunia ini. Karena akhiratlah tempat tinggal abadi kita. Dan disanalah hidup kita yang sebenarnya. Jadi kenapa kita harus takut mati, kalau kematian itu pasti...? Walaupun kita tidur di rumah tapi kalau memang sudah saatnya ajal menjemput, maka kita tidak akan bisa  lari  darinya. Kita benar-benar tidak bisa luput dari kematian barang sedetikpun.

Bukan mati yang harus kita takuti karena cepat atau lambat kita semua pasti akan sampai padanya. Karena mati itu bukan akhir dari hidup, tapi sebaliknya justru mati itulah awal dari sebuah kehidupan. Jadi bukan mati yang harus kita takuti, tapi saat maut menjemput mengakhiri episode kita di dunia sedang kita tidak membawa bekal ibadah yang baik itulah yang harus menjadi ketakutan kita.

Sahabat di usia yang masih Allah berikan pada kita hari ini semoga bisa kita manfaatkan dengan sebaik-baiknya untuk memperbaiki diri, dan menyemai kebaikan-kebaikan yang bisa menjadi amalan yang akan kita bawa saat kita pulang ke kampung akhirat nanti. Semoga saat ajal menjelma kita akan kembali dalam keadaan Islam dan  Iman yang masih tertanam kuat dalam hati-hati kita. Amin...

No comments:

Post a Comment

Download