Suatu ketika, ada sebuah musium yang sangat
besar. Di dalamnya terdapat beberapa patung marmer, dengan beralaskan lantai
marmer yang indah. Patung itu dipasang di ruang utama, dan selalu menjadi
perhatian setiap pengunjung yang datang kesana. Begitu banyak orang dari seluruh penjuru dunia datang ke musium hanya untuk mengagumi keindahan patung itu.
Pada suatu malam, si lantai marmer berkata
pada si patung. “Hei Patung Marmer, ini sungguh tidak adil. Sungguh tidak
adil. Kenapa setiap orang yang datang dari seluruh dunia hanya mengagumi mu,
sementara mereka menginjakkan kakinya berdiri di atas tubuhku. Aku selalu
terhina dengan ini semua, aku selalu diinjak-injak. Ini sungguh tidak adil !!”
Patung itu lalu menjawab, “Tenang sobatku
lantai marmer. Apakah kamu masih ingat, kita sesungguhnya berasal dari gua yang
sama? Bukankah kita sama-sama lahir dari tempat itu?
Si Lantai Marmer kembali berseru, “Yeah, itulah
yang membuatku merasa semakin tidak adil. Kita lahir dari tempat yang sama, tapi sekarang kita mendapat perlakuan yang berbeda. Tidak adil!!.
Dengan tenang, Patung itu berkata, “Lalu,
apakah kamu juga masih ingat saat ada seorang pematung yang datang kepadamu, tapi kamu menolaknya? Apakah kamu masih ingat, saat kamu tidak mau
diukir oleh pahat-pahat itu?"
“Ya, tentu saja aku masih ingat...Aku benci pria itu. Bagaimana mungkin aku bisa menerimanya?
Pahat-pahat itu sangat menyakitkan..." ujar si
Lantai menjelaskan.
“Nah itulah sebabnya. Karena kamu menolak untuk diukir sehingga para pematung itu tidak bisa membuat karya.." Jelas si Patung.
“Lalu apa hubungannya dengan semua yang terjadi sekarang ini?." Tanya sang patung penasaran.
“Sobatku, saat kamu menolak pematung itu kemudian dia datang padaku
dan mulai mengukirku. Sejak awal aku tahu, suatu saat aku akan tampil berbeda. Aku tau, aku akan
menjadi lebih baik suatu saat nanti karena ukirannya. Dan akupun tahu, kerja kerasnya akan
membuatku tampil lebih indah. Sehingga saat itu aku menerima semua alat yang digunakannya.
Walaupun memang, semua pahat-pahat itu begitu menyakitkan menimpa tubuhku," jelas
si Patung panjang lebar.
Mendengar penjelasan sahabatnya itu Si Lantai cuma berguman dalam hati, “Mmmmm….”
Si patung meneruskan kembali kata-katanya, “Sobatku, ada sebuah harga yang harus dibayar untuk semuanya di dunia ini. Saat kamu menolak
untuk menerima semua cobaan itu, jangan salahkan orang lain jika mereka semua
menginjak-injak tubuhmu sekarang ini.
********
Sohibika demikian juga yang terjadi dalam hidup kita.
Allah mendatangkan cobaan demi cobaan untuk membentuk kita. Pada saat Allah sedang membentuk kita, memang sangat tidak menyenangkan, sakit, penuh
penderitaan, dan banyak air mata. Tetapi inilah satu-satunya cara bagi Allah
untuk mengubah kita supaya menjadi cantik dan memancarkan kemuliaan di sisi
Allah.
Tapi sayang, banyak diantara kita yang menolak untuk
menghadapi cobaan itu. Sebagian dari kita tidak sabar bahkan lari dari cobaan itu karena takut merasa sakit. Kita selalu mengeluh, mengeluh dan
mengeluh, bahwa cobaan dan ujian itu selalu menyakitkan. Bahkan mungkin ada
diantara kita yang putus asa saat cobaan dan ujian itu datang.
Jadi kalau ada diantara Sohibika yang sekarang ini sedang menghadapi ujian hidup, jangan
kecil hati, jangan bersedih hati, karena Allah sedang membentuk Anda. Bentukan -bentukan ini memang
menyakitkan, tapi setelah semua proses itu selesai Sohibika akan melihat betapa
cantiknya Allah membentuk Anda. Sabar... berdoalah.. dan memohonlah agar kita tetap
tegar dalam menjalani segala tempaan hidup sampai akhirnya Allah menyelesaikan pahatanNya yang terindah..^_____^
No comments:
Post a Comment